[DRABBLE/1S/PG13] Undelivered Letters

Title : Undelivered Letters

Chapter: 1/1

Genre: Romance, AU

Rating: PG-13/Straight

Author: Sannia Kim

Main Casts:

few of INFINITE’s member and OC (you will find out soon^^)

And other supported casts^^

disclaimer: INFINITE’s member is not mine, I just own some characters and the plot so please respect me and dont copy without credit^^

Do enjoy my story^^

 

7 Juni 2012

Tidak ada yang istimewa hari ini. kafetaria kampus masih sarat hingar bingar mahasiswa yang tengah melepas sedikit kejenuhan akibat padatnya aktivitas perkuliahan. Begitu pun dengan dirinya. Masih seorang diri menatap hampa keramaian di sekitarnya—tenggelam dalam pusaran kesunyian yang dia ciptakan sendiri. Aku mendesah. Sampai kapan… sampai kapan dia akan tetap begini?

 

“Seunghee-ssi..” aku sedikit terkesiap—sama seperti dirinya—ketika mendengar dua pria berdiri di hadapannya. Jantungku berdegup kencang. Mereka berdua…aku yakin kedatangan mereka berdua ada hubungannya dengan orang itu.

 

“Ini buku milik Woohyun hyung. Kami pikir akan lebih baik bila diberikan padamu.” Yang bertubuh tinggi sedikit terbata mengutarakan maksudnya. Aku mendesah. Kenapa mereka harus memberikan buku itu padanya?

 

Dia hanya terdiam sesaat mengamati buku itu lekat. aku mendesah lagi. well, ini pasti sangat berat baginya. Tangannya gemetar ketika mengambil buku itu dan sedikit ucapan terimakasih lirih terucap dari bibirnya. Dua pria itu tertawa canggung sebelum kemudian berlalu dari hadapannya.

 

Dia menatap lama buku tersebut sebelum akhirnya mulai membuka lembar demi lembarnya. Menatap lama buku itu sebelum menghela napas panjang dan memasukkannya ke dalam tasnya. Dia berdiri dan berlalu cepat dari keramaian kafetaria. Ke kamar mandi kutebak. Dimana lagi tempat dia bisa menangis sepuasnya?

 

Woohyunnie, lihat bagaimana dia selalu mengingatmu. Lihatlah bagaimana dia selalu memikirkanmu. Lalu apa yang kau harap dariku?

 

*****

 

29 April 2012

 

“Woohyunnie, sampai kapan kau akan merahasiakan ini? Lambat laun dia akan menyadarinya. Menyadari tubuhmu yang kian lema. Dia sangat memerhatikanmu. Kau pikir bisa mendustainya terus?”

 

“Hyung…aku mohon hyung.. jangan beritahu dia. Aku..tidak ingin dia mengkhawatirkanku. Aku tidak ingin dia menghitung hari hingga aku meninggalkannya..aku..”

 

“Hei, Nam Woohyun, katakan hal itu sekali lagi dan aku akan benar-benar membunuhmu. Kau tidak akan pergi Woohyunnie, kau tidak akan meninggalkan siapapun.” Aku tidak bisa menahan emosiku yang kian memuncak. Namun pria di hadapanku hanya tersenyum lemah dan menggeleng.

 

“Tidak hyung. Kau yang paling tahu. Aku akan pergi cepat atau lambat..” ucapnya lembut. Aku menundukkan kepalaku. dia benar. Aku lah orang yang paling mengetahui hal itu. aku yang selalu menemaninya berjuang melawan penyakitnya.

“Hyung…maafkan aku.” Ucapnya lirih, mengusik keheningan di antara kami.

 

“Minta maaf..untuk apa?” aku sangat mengerti maksudnya. Sangat sangat mengerti. Hanya saja..aku tidak ingin hal itu mengemuka lagi.

 

“Hyung..aku tahu kau mengerti maksudku..” aku menghela napas panjang dan menatap wajah pucatnya. Aku tersenyum lemah.

 

“Aku sudah berulangkali mengatakannya kan, ini bukan salahmu.” Kemudian hening lagi. sebelum akhirnya dia kembali memecahkannya.

 

“Hyung..jika aku pergi, maukah kau melakukan satu hal untukku?”

 

“Apa..?”

 

“Gantikan aku. Gantikan aku untuk menjaganya. Gantikan aku untuk selalu membuatnya tersenyum. dan yang terpenting..buat dia melupakanku..”

 

*****

7 Juni 2012

 

Kuletakkan tasku sembarangan sebelum merebahkan diri ke ranjang. Memijat pelan keningku. Kenapa semuanya jadi begini rumit? Sudah hampir sebulan Woohyun pergi, dan aku masih belum menemukan cara memenuhi permintaan terakhirnya. Bagaimana bisa dia meminta hal itu padaku? aku tahu. Aku tahu jawabannya. aku  tahu kenapa dia meminta hal itu padaku. aku bangkit dan berjalan pelan menuju meja di sudut kamarku. Membuka lacinya, dimana terdapat setumpuk surat berwarna hijau mint. Kubuka salah satunya—menguak kembali sekilas cerita masa laluku.

 

14 Februari 2010

 

Dear Song Seunghee,

Hai. Mungkin ini terasa aneh bagimu. Menerima surat dari seseorang yang belum pernah kau temui. Mungkin juga akan semakin aneh kalau kau membaca isi suratku.

Well, mungkin ini akan terdengar sangat aneh. tapi..aku ehm, selalu memperhatikanmu. Tunggu, aku bukan stalker atau semacamnya. Hanya saja, setiap tanpa sengaja berpapasan atau bertemu denganmu, aku akan selalu memperhatikanmu. Sebenarnya bukan tanpa sengaja juga. Aku yang mencoba untuk berpapasan denganmu.

Tidak, tidak, aku tidak menyatakan perasaanku atau semacamnya. Hanya saja…eeng, maukah kau mengenalku? Maksudku, aku ingin mengenalmu lebih jauh. Kita bisa memulainya secara perlahan. Aku tidak akan memaksamu^^

 

Kim Sunggyu

 

Aku menghela  napas panjang. Menaruh surat itu kembali ke laci dan menutupnya. Entah sampai kapan surat-surat itu akan sampai ke tangannya. Entah sampai kapan aku bisa memenuhi keinginannya..

 

*****

 

20 Januari 2011

“Hyung..surat-surat ini…” aku bergegas merebut surat dari tangan Woohyun.

“Ini..jangan…jangan kau baca..” aku merasakan pipiku memanas. Sial, bagaimana mungkin aku meninggalkan Woohyun sendiri di kamarku?

“Hyung..kau..menyukai Seunghee? kau menyukainya sebelum aku bertemu dengannya?” dia memegang lenganku erat—menuntut jawabanku. Aku menghela napas panjang dan mengangguk pelan.

“Lalu hyung, kenapa. Kenapa kau tidak menceritakannya padaku? kenapa kau membiarkanku… aah hyung, kenapa kau membuat semuanya jadi rumit?”

“Aku…juga bingung. Ketika kau bercerita kau sedang menyukai seseorang. Aku sangat senang. Karena aku tahu, kau sangat menyukai orang itu. dan ketika mengetahui orang itu adalah Seunghee..aku..tidak tega mengatakan perasaanku. Terlebih lagi dia juga menyukaimu.”

“Hyung…lalu bagaimana dengan surat ini?” aku menatapnya sambil tersenyum getir.

“Tidak apa-apa, Woohyunnie.. biarkan surat-surat ini tak akan terkirim. Sampai kapanpun..”

 

****

 

FIN

About Sannia Kim

Kim Sunggyu official secret crush :D
This entry was posted in My Fanfiction. Bookmark the permalink.

Leave a comment